Disini
kami selaku mengerjakan tugas dari kampus, untuk merangkap dari beberapa jurnal
dan mengambil intisari dari jurnal tersebut, dan jurnal yang kami angkat
berjudul Diabetes Melitus dengan berbagai masalah lanjutan dan jurnal tersebut
berjudul:
- Analisis Gangguan Pendengaran pada Penderita Diabetes Melitus Tipe-2 Berdasarkan Pemeriksaan Audio
- Faktor Risiko Disfungsi Endotel pada Prediabetes
- Peran Metformin terhadap Dislipidemia Aterogenik pada Sindroma Metabolik dengan Diabetes Mellitus Tip
Seperti yang
kita ketahui Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan
yangberdampak pada produktivitas dan dapat menurunkan Sumber Daya Manusia.
Penyakit ini
tidak hanya berpengaruh secara individu, tetapi sistem kesehatansuatu negara.
Walaupun belum ada survei nasional, sejalan dengan perubahan gaya hidup
termasuk pola makan masyarakat Indonesia diperkirakan penderita
DM
ini semakin meningkat, terutama pada kelompok umur dewasa keatas pada
seluruh status sosial ekonomi. Saat ini upaya penanggulangan penyakit DM
belum menempati skala prioritas utama dalam pelayanan kesehatan, walaupun
diketahui dampak negatif yang ditimbulkannya cukup besar antara lain
komplikasi kronik pada penyakit jantung kronis, hipertensi, otak, system saraf,
hati, mata dan ginjal.
DM atau kencing manis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
peningkatan kadar gula dalam darah (hiperglikemi) akibat kekurangan hormon insulin baik absolut maupun relatif. Absolut berarti tidak ada insulin sama sekali sedangkan relatif berarti jumlahnya cukup/memang sedikit tinggi atau daya kerjanya kurang. Hormon Insulin dibuat dalam pancreas. Ada 2 macam type DM :
DM type I.
atau disebut DM yang tergantung pada insulin. DM ini disebabkan akibat
kekurangan insulin dalam darah yang terjadi karena
kerusakan dari sel beta pancreas. Gejala yang menonjol adalah terjadinya sering kencing (terutama malam hari), sering lapar dan sering haus, sebagian besar penderita DM type ini berat badannya normal atau kurus. Biasanya terjadi pada usia muda dan memerlukan insulin seumur hidup.
kerusakan dari sel beta pancreas. Gejala yang menonjol adalah terjadinya sering kencing (terutama malam hari), sering lapar dan sering haus, sebagian besar penderita DM type ini berat badannya normal atau kurus. Biasanya terjadi pada usia muda dan memerlukan insulin seumur hidup.
DM type II atau disebut DM yang tak tergantung pada insulin. DM ini disebabkan insulin yang ada tidak dapat bekerja dengan baik, kadar
insulin dapat normal, rendah atau bahkan bahkan meningkat tetapi fungsi insulin untuk metabolisme glukosa tidak ada/kurang. Akibatnya glukosa dalam darah tetap tinggi sehingga terjadi hiperglikemia, 75% dari penderita DM type II dengan obersitas atau ada sangat kegemukan dan biasanya diketahui DM setelah usia 30 tahun.
DM tipe 3 atau
disebut Diabetes mellitus gestasional (bahasa
Inggris: gestational diabetes, insulin-resistant type 1
diabetes, double diabetes, type 2 diabetes which has progressed to require
injected insulin, latent autoimmune diabetes of adults, type 1.5"
diabetes, type 3 diabetes, LADA) atau diabetes melitus yang terjadi hanya
selama kehamilan dan pulih setelah melahirkan, dengan keterlibatan interleukin-6 dan protein reaktif C pada
lintasan patogenesisnya. GDM mungkin dapat merusak
kesehatan janin atau ibu, dan sekitar 20–50% dari wanita penderita GDM bertahan
hidup
Dan hasil rangkuman
yang kami dapatkan ialah:
1. Gangguan pendengaran yang merupakan
salah satu komplikasi kronis penyakit diabetes melitus tipe-2 berdasarkan
pemeriksaan audiometri nada murni dan audiometri tutur. Jenis penelitian ini
adalah cross sectional Hasil penelitian menunjukkan gangguan pendengaran yang
dialami penderita diabetes melitus tipe-2 berdasarkan pemeriksaan audiometri
nada murni umumnya ringan, sedangkan pada pemeriksaan audiometri tutur umumnya
normal. Berdasarkan hasil uji statistik ditemukan hubungan yang bermakna antara
usia penderita, lama menderita, hipertensi, hasil pemeriksaan audiometri nada
murni dan audiometri tutur terhadap gangguan pendengaran. Tidak ditemukan
hubungan yang bermakna antara penderita diabetes melitus tipe-2 terkontrol atau
tidak terkontrol terhadap gangguan pendengaran.
2. Prevalensi kasus prediabetes di
Indonesia pada saat ini cukup tinggi, dan oleh karena itu proporsi wanita
berisiko penyakit kardiovaskular meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
faktor risiko disfungsi endotel pada wanita prediabetes melalui pemeriksaan
kadar asymmetric dimethylarginine (ADMA) serum. Penelitian ini dilakukan dengan
desain case control pada populasi wanita prediabetes berusia 30-55 tahun.
Kriteria prediabetes ditentukan dari pemeriksaan toleransi glukosa oral (TTGO)
dengan pemberian 75 gram glukosa. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan kadar
kolesterol total, LDL, HDL, trigliserida dan hba1c sebagai variabel independen,
serta ADMA sebagai variabel dependen Terdapat hubungan yang bermakna dan korelasi
yang kuat antara peningkatan kadar ADMA dengan glukosa darah puasa, glukosa darah
pasca pemberian glukosa 75 gram dan hba1c. Namun hasil analisis multivariat membuktikan
bahwa faktor yang menentukan kadar ADMA adalah hba1c. Probabilitas subjek prediabetes
dengan hba1c lebih dari 6% untuk mendapatkan kadar ADMA yang tidak normal adalah
96,03%. Faktor risiko terjadinya disfungsi endotel pada wanita prediabetes
adalah peningkatan hba1c lebih dari 6%.
3. Sindroma Metabolik dengan Diabetes
Mellitus tipe-2 [SIMET-DM] merupakan kelompok faktor risiko kardiometabolik dan
mempunyai peranan terhadap peningkatan penyakit kardiovaskular. Metformin
merupakan obat yang mempunyai efek pleiotropik yang meliputi efek metabolik, kardiovaskular
dan anti-kanker. Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji apakah metformin mempunyai
efek kardioprotektif melalui perbaikan dislipidemia aterogenik pada SIMET-DM tipe-2
yang terawat jelek. Hasilnya memperlihatkan bahwa secara bermakna metformin menurunkan
LDL-C (p =0,012) dibanding placebo, namun tidak untuk HDL-C (p=0,151), TG (p=0,930),
maupun small-dense-LDL (p= 0,323). Sebagai simpulan metformin memperlihatkan efek
kardioprotektif melalui perbaikan dislipidemia aterogenik (penurunan LDL-C)
pada SIMET-DM tipe-2 yang terawat jelek.
sumber : http://www.yarsi.ac.id/daftar-jurnal-yarsi.html?start=36
mantap,,tapi jaoh beda sama aku kunjungi juga ,,fadielsix.blogspot.com
BalasHapus